9 Kelompok Orang yang Tidak Disarankan Minum Kopi

1 week ago 1
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Kopi menjadi pilihan minuman untuk menambah energi sebelum beraktivitas. Tak hanya itu, kebanyakan orang juga memilih kopi untuk mencegah rasa kantuk.

Meski demikian, ternyata tidak semua orang bisa mendapatkan manfaat dari kopi. Pada beberapa orang, kopi bisa memberi efek negatif pada tubuh bahkan memperparah gejala penyakit yang dialami.

Lantas, siapa saja orang-orang yang tidak boleh minum kopi? Berikut daftarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Pengidap GERD

Dikutip dari laman Eat This, kopi mengandung zat kafein yang ternyata bisa memperparah kondisi GERD. Ahli nutrisi dari MyNetDiary, Sue Heikkinen, MS, RD, menjelaskan kafein ternyata dapat melemahkan katup sfingter yang membatasi antara kerongkongan dan lambung.

Akibatnya, katup tersebut tidak bisa menutup dengan sempurna. Hal itu memungkinkan cairan asam lambung dan makanan kembali naik ke kerongkongan.

2. Orang dengan gangguan tidur

Kopi sering diminum untuk mencegah rasa kantuk saat beraktivitas. Namun, minuman ini tidak disarankan bagi orang-orang yang memiliki gangguan tidur.

Kopi dapat mengganggu kualitas tidur, terlebih diminum enam hingga delapan jam sebelum tidur. Akibatnya, bisa mengganggu irama sirkadian, sehingga merusak waktu dan kualitas tidur.

3. Orang dengan kondisi kecemasan atau serangan panik

Ternyata zat kafein di dalam kopi bisa memperburuk kondisi kecemasan atau anxiety. Studi di General Hospital Psychiatry menjelaskan konsumsi minuman berkafein sebanyak lima cangkir per hari dapat menimbulkan serangan panik pada orang-orang dengan anxiety.

Meski begitu, efek tersebut dapat berbeda-beda pada setiap orang. Terkadang, seseorang mengalami serangan panik meski hanya minum 1-2 cangkir kopi.

4. Orang yang tengah diare

Jika sedang mengalami diare, tidak disarankan untuk minum kopi. Itu karena zat kafein di dalam kopi bisa merangsang pergerakan usus dan memicu keinginan untuk buang air besar.

Dampak lainnya, jumlah cairan tubuh yang terbuang akan bersama feses akan lebih banyak dan memicu risiko dehidrasi.

5. Orang dengan penyakit jantung

Orang yang memiliki penyakit jantung tertentu, seperti aritmia, disarankan untuk tidak minum kopi atau minuman dengan kafein lainnya. Zat kafein dapat meningkatkan detak jantung dan tekanan darah sementara waktu.

Namun, hal ini dapat berdampak buruk pada orang yang memiliki kelainan atau masalah jantung tertentu. Akan lebih baik jika orang dengan penyakit jantung untuk berkonsultasi pada dokter sebelum mencoba untuk minum kopi.

6. Orang dengan glaukoma

Glaukoma merupakan gangguan penglihatan yang disebabkan oleh kerusakan saraf mata. Orang dengan kondisi ini juga tidak disarankan untuk minum kopi.

Zat kafein yang ada di dalam kopi dapat meningkatkan tekanan intraokular pada mata. Kondisi ini yang dapat memperparah glaukoma hingga meningkatkan risiko kebutaan.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Rumah Sakit Mount Sinai juga menemukan kaitan antara keduanya. Jika mengkonsumsi kafein dalam jumlah yang banyak dapat meningkatkan risiko glaukoma pada orang-orang yang memiliki kecenderungan mengalami peningkatan tekanan di mata.

7. Orang dengan sindrom iritasi usus (IBS)

Orang dengan sindrom iritasi usus (IBS) sebaiknya menghindari minuman kopi. Sebab, kafein yang ada pada kopi dapat merangsang pergerakan usus, memperparah diare, dan salah satu gejala IBS.

8. Orang dengan riwayat epilepsi

Kopi juga dikaitkan dengan risiko pada orang yang memiliki riwayat epilepsi. Minuman ini dikaitkan dengan peningkatan frekuensi kejang.

Jika diperlukan, segera melakukan pemeriksaan ke dokter sebelum mulai minum kopi lagi.

9. Ibu hamil dan menyusui

Ternyata ibu hamil dan menyusui juga tidak disarankan untuk minum kopi. Beberapa penelitian menunjukkan konsumsi kafein dengan jumlah yang berlebihan dapat berisiko keguguran, persalinan prematur, hingga anak yang lahir dengan berat badan rendah.

American College of Obstetrics and Gynecology merekomendasikan ibu hamil dan menyusui membatasi asupan kafein hingga 200 miligram, atau sekitar dua cangkir kopi sehari. Meski demikian, keduanya harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi kafein.


(sao/kna)

Read Entire Article