Astra Mau Genjot Kendaraan Listrik di Tengah Banjir Produk China

1 day ago 5
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Pasar kendaraan listrik di Indonesia tengah meningkat. Merek yang banyak masuk ke tanah air diketahui banyak berasal dari China.

Menanggapi persaingan tersebut, PT Astra International Tbk mengatakan perusahaan meyakini masih memimpin sektor kendaraan berbahan bakar minyak dengan mesin internal combustion engine (ICE).

"Misalnya tahun lalu market kita itu 1 juta, di atas 95 persen lah itu masih pasar yang didominasi oleh ICE. Dan Astra dengan produk-produknya, baik dari segmen entry, medium, bahkan sampai luxury. Mayoritas segmen-segmen itu juga masih memimpin untuk produk-produknya masih menjadi pilihan masyarakat Indonesia," kata Head of Corporate Investor Relations Astra Internasional Tira Ardianti dalam media day di Menara Astra, Jakarta, (18/9/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara untuk produksi dan penjualan kendaraan listrik atau electric vehicles, akui saat ini banyak merek dari China yang masuk ke Indonesia. Hal ini didorong banyaknya insentif yang diberikan pemerintah untuk industri tersebut.

"Brand China yang masuk itu sudah semakin banyak juga ya, karena pemerintah juga memberikan insentif-insentif untuk kendaraan, baterai, electric vehicle masuk ke Indonesia," ungkapnya.

Pasar Astra untuk kendaraan listrik sendiri pada semester I-2024 disebut meningkat dibandingkan pada 2023. Sementara kendaraan hybrid Astra masih lebih tinggi kontribusinya.

"Artinya sekitar kisaran 68-70% pasar itu adalah di hybrid, 30% itu ada di battery EV," jelasnya.

Meski banyak persaing, Astra yakin ke depan pasar kendaraan listriknya akan meningkat. Lantas bagaimana startegi yang akan dilakukan Astra?

Tira mengatakan perusahaan akan terus memperkenalkan ke masyarakat produk kendaraan listrik dan hybridnya. Pihaknya telah berencana akan ada model-model baru untuk kendaraan listrik dari grup Astra sendiri.

"Di battery EV sendiri sudah ada rencana dalam 2 tahun ke depan paling tidak ada 3 model-model battery EV baru yang akan diperkenalkan oleh grup Astra bersama prinsipalnya dan juga produk-produk hybrid yang harapannya tentunya akan bisa menjangkau masyarakat yang lebih luas lagi," ungkapnya.

Selain itu, Astra juga akan tetap mengutamakan keterjangkauan dari perusahaan di setiap kawasan, terutama untuk fasilitas pelayanannya.

"Ini penting karena memberikan peace of mind gitu ya, kenyamanan, ketenangan buat pemilik kendaraan. Itulah kenapa Astra dengan ekosistem yang ada saat ini bahwa kami punya pembiayaan untuk juga membantu para pelanggan kami yang ingin membuat kendaraan dengan pembiayaan dari kami," jelasnya.

Astra Internasional telah melaporkan kinerja keuangannya pada Semester I 2024. Dikutip dari rilis perusahaan, pendapatan bersih konsolidasian perusahaan pada semester tercatat Rp160,0 triliun, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan semester pertama tahun 2023.

Laba bersih Astra, tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina, mencapai Rp 16,7 triliun, 4% lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Jika memperhitungkan penyesuaian nilai wajar tersebut, maka laba bersih Grup menurun 9% menjadi Rp15,9 triliun. Pelemahan kinerja ini terutama merefleksikan penurunan kinerja dari bisnis alat berat dan pertambangan Grup. Nilai aset bersih per saham pada 30 Juni 2024 stabil sebesar Rp 4.923.

(ada/rrd)

Read Entire Article