Kepala BPIP Bicara Prestasi Akademik Saat Bantah Larang Paskibraka Berjilbab

1 week ago 5
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Anggota Komisi II DPR RI mencecar Kepala BPIP, Yudian Wahyudi, terkait polemik jilbab di pengukuhan Paskibraka kala HUT RI ke-79 di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Yudian menegaskan pada prinsipnya BPIP tak pernah melarang penggunaan hijab.

"BPIP setahu saya memang nggak pernah melarang dan tidak pernah memaksakan melepas itu," kata Yudian dalam rapat bersama Komisi II DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (10/9/2024).

Yudian mengatakan BPIP dalam posisi menghormati setiap keyakinan masyarakat Indonesia. Ia kembali meyakinkan bahwa tidak ada kewajiban bagi Paskibraka untuk melepas jilbab.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi BPIP menghormati dan menghargai keyakinan setiap umat manusia Indonesia kepada Tuhan Yang Maha Esa. BPIP menilai pentingnya untuk menguatkan semangat persatuan dan kesatuan sebagai kepentingan bersama di atas golongan," ujar Yudian.

"Itu terkait dengan isu pemaksaan pelepasan. Di dalam peraturan termasuk di dalam gambar-gambar, tidak ada larangan untuk melepaskan jilbab," tambahnya.

Yudian kemudian bercerita sejak umur 12 tahun sudah dikirim keluarga untuk mengenyam pendidikan di pondok pesantren.

"Kalau terkait dengan agama, agama saya Islam. Saya tegaskan betul saya sejak umur 12 tahun dikirim ke pesantren, saya sudah juara pidato se-pesantren ketika usia 16 tahun, saya lompat kelas dan saya juara tsanawiyah juara umum di pesantren dan saya juga juara mengimami salat istisqa ketika saya usia 16 tahun," kata Yudian.

"Dan saya mungkin, tapi mungkin, hanya satu-satunya mungkin tapi ini ya, orang pesantren yang bisa dapat tafsir Al-Qur'an nilai 100 di ijazah dan tarikh atau sejarah 100, itu waktu saya melanjutkan pesantren di Al-Munawwir, Krapyak, Jogja," lanjutnya.

Ia kemudian menjelaskan latar pendidikan di IAIN, filsafat Universitas Gadjah Mada, hingga mengambil jurusan hukum di Harvard University. Yudian kemudian meminta Pancasila tak dibenturkan dengan agama.

"Oleh karena itu, dalam cerita saya itu, saya katakan Pancasila merupakan kesepakatan tertinggi bangsa Indonesia. Oleh karena itu, jangan dibenturkan dengan agama," ungkapnya.

Ketua Komisi II DPR Merespons

Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli Kurnia menyikapi pernyataan Yudian. Ia menyebutkan prestasi yang disampaikan Yudian adalah urusan pribadi, yang dibutuhkan rakyat saat ini adalah penjelasan terkait polemik pelarangan hijab.

"Sebentar saya potong begini. Saudara bisa mengatakan Saudara pintar, 12 tahun jadi ini, sekolah segala macam, itu urusan Prof sendiri ya, tapi dengan kepintaran Prof menganggap semua republik ini sama pintarnya dengan Prof, apa yang Prof pikirkan itu orang akan paham," kata Doli.

"Faktanya waktu itu, masyarakat menilai Kepala BPIP mengatakan Pancasila itu, agama adalah musuh Pancasila. Faktanya kemarin soal Paskibraka mengatakan, Kepala BPIP melarang pakai jilbab. Nah jadi menurut saya waktu itu juga sudah kita lakukan untuk dimintai penjelasan," tambahnya.

Doli mengatakan tujuan anggota Komisi II meminta penjelasan ke Yudian supaya BPIP bisa klarifikasi ke publik. Ia menyebutkan penjelasan dari Yudian terkait latar belakangnya hanya membuat publik semakin pusing.

"Bapak nggak usah jelasin Bapak sekolah di mana dulu, (umur) 12, segala macam itu tambah pusing rakyat. Yang Bapak harus bilang bahwa kemarin itu tidak benar ya, bahwa Pancasila itu dengan agama itu seiringan, sejalan. Itu yang harus dijelaskan dan itu memang tugasnya BPIP, Pak, membumikan dan mengharuskan Pancasila bukan merumitkan Pancasila di tengah masyarakat," imbuh Doli.

Simak juga Video: Jokowi soal Ramai Jilbab Paskibraka: Hormati Keberagaman

[Gambas:Video 20detik]

(fca/jbr)

Read Entire Article