Musim Kemarau, 117 Keluarga di Cilegon Terdampak Kekeringan

1 week ago 3
ARTICLE AD BOX

Banten -

Sebanyak 117 keluarga di Kecamatan Pulomerak, Cilegon, Banten, terdampak kekeringan. Sudah 20 hari lebih warga mengalami masa paceklik.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilegon mencatat dua wilayah, yakni Gung Penawen dan Guyang Banten di Pulomerak, paling parah terdampak kekeringan.

"Jadi kekeringan atau musim kemarau ini sudah lebih 20 hari tidak turun hujan. Informasi yang masuk ke saya tanggal 29 Agustus 2024 mulai paceklik airnya," kata Kepala Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Cilegon, Fathurrohman, kepada wartawan, Selasa (10/9/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua wilayah itu merupakan wilayah perbukitan yang ketika musim kemarau selalu mengalami kekeringan. Warga di sana harus menempuh jarak sekitar 1 kilometer untuk mendapatkan air dari sumbernya.

"Yang kekurangan lingkungan Gunung Penawen 82 keluarga dan lingkungan Guyangan Banteng 35 keluarga," katanya.

Fathurrohman mengatakan warga kesulitan air untuk mandi hingga mencuci. Untuk kebutuhan minum, warga harus mengambil dari sumber air pegunungan

"Untuk digunakan sebagai air bersih untuk mandi, cuci. Tetapi, kalau untuk minum, mereka masih menggunakan air dari sumber pegunungan. Tapi kalau untuk cuci dan mandi mereka masih kekurangan," tuturnya.

Guna mengatasi kekurangan air, BPBD Cilegon secara bertahap menyalurkan bantuan 15 tangki air bersih untuk warga terdampak kekeringan.

"Kami mendapatkan laporan dan mencoba berkoordinasi dengan stakeholder terkait, dalam hal ini beberapa donatur, alhamdulillah kami sudah kolektif dan akan dikirimkan secara bertahap dan sudah kami data 15 tangki sudah kami siapkan untuk dikirim ke sana. Sementara data yang masuk ke kita baru Pulomerak saja, daerah perbukitan khususnya," katanya.

(whn/whn)

Read Entire Article