Pelajar di Depok Top Up Duit Palsu Ngaku Tak Bisa Bedakan dengan yang Asli

1 week ago 4
ARTICLE AD BOX

Depok -

Seorang remaja berpakaian sekolah di Depok hendak isi ulang saldo (top up) Rp 900 ribu ke konter dengan menggunakan uang palsu. Pelajar tersebut mengaku tidak bisa membedakan uang asli dan palu.

Kejadian ini direkam oleh pegawai konter hingga videonya viral di media sosial. Pegawai konter itu awalnya memperlihatkan lembaran uang pecahan Rp 50 ribu yang diserahkan pelajar perempuan tersebut.

Beberapa uang kertas pecahan Rp 50.000 itu hanya tercetak pada satu sisi, di sisi lainnya terlihat masih berupa kertas polos. Pegawai konter lalu mengembalikan lembaran-lembaran uang palsu kepada siswi tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kamu nggak bisa bedain uang asli sama uang palsu?" tanya pegawai konter.

"Nggak bisa," kata siswi itu.

"Nggak bisa? Terus kamu ngapain disuruh transfer sama temen kamu? Temen sekolah? Emang kamu nggak pernah megang uang ya?" kata pegawai konter.

"Mbak, divideoin ya?" tanya pelajar itu.

"Nggak, aku cuma mau nunjukin kamu aja, ini kamu bisa lihat nggak ini uang hah? Kamu mau ngerjain saya?" ucap pegawai toko.

Pelajar perempuan yang mengenakan baju batik dan membawa tas sekolah itu lalu bergegas meninggalkan konter. Dia tampak membawa lembaran uang palsu yang sudah diserahkan kembali oleh petugas konter.

Dilaporkan ke Polisi

Dimintai konfirmasi, Kasi Humas Polres Metro Depok AKP Hendra mengatakan korban sudah membuat laporan polisi (LP) mengenai peristiwa itu. Polisi saat ini tengah menyelidiki kasus tersebut.

"Sudah laporannya. Betul (sedang diselidiki)," kata dia saat dihubungi detikcom, Rabu (11/9/2024).

Peristiwa itu terjadi pada Jumat (6/9) pukul 12.30 WIB di Cilodong, Depok. Awalnya pelaku datang ke konter untuk transfer ke aplikasi bank digital sebesar Rp 900.000 dengan pecahan Rp 50.000.

"Pada saat pelapor sedang jaga konter di TKP, lalu pelaku datang ke TKP untuk transfer ke aplikasi (bank digital) sebesar Rp 900.000 dengan pecahan uang Rp 50.000, namun tidak jadi. Lalu pelaku meminta transfer kembali kepada pelapor melalui (bank lainnya) sebesar Rp 980.000," jelasnya.

Saat melakukan transaksi, pegawai konter mulai curiga bahwa uang tersebut palsu. Sebab warna uang tersebut terlihat pudar.

"Di saat pelapor meminta uangnya kepada pelaku dan uang tersebut ada di tangan pelapor. Pelapor merasa curiga bahwa uang tersebut ialah uang palsu, karena warnanya terlihat pudar," tuturnya.

"Kemudian pelapor menanyakan kepada pelaku perihal uang tersebut, namun pelaku menyangkal. Kemudian pelaku pergi dengan membawa kembali uang tersebut dengan menggunakan sepeda motor," tambahnya.

(mea/mea)

Read Entire Article