Seperti Apa Rasanya Hidup dengan Satu Paru-paru? Paus Fransiskus Juga Mengalami

2 weeks ago 3
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Terdapat sejumlah kondisi yang memungkinkan paru-paru untuk diangkat. Ada beberapa kondisi medis yang membuat seseorang harus menjalani operasi pengangkatan paru-paru, termasuk kanker dan penyakit infeksi.

Dalam medis, operasi pengangkatan paru-paru dikenal dengan istilah pneumonektomi. Setelah semua prosedur selesai dilakukan, pasien hanya akan hidup dengan satu paru-paru.

Hidup dengan satu organ paru juga dialami oleh Paus Fransiskus. Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia itu sempat menjalani operasi pengangkatan salah satu paru-parunya saat masih remaja karena masalah kesehatan yang dialami.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu ketika ia masih muda, belum ada terapi obat antibiotik yang meluas, dan mungkin saja ia mengalami keterlibatan paru-paru atau sebagian paru-paru yang cukup parah dan harus diangkat," kata Schaffner, mantan presiden National Foundation for Infectious Diseases yang berbicara riwayat TBC Paus Fransiskus.

Ia juga disebut mengalami komplikasi batuk rejan, atau pertusis. "Batuk rejan dapat menyebabkan penyakit pada saluran bronkial dan dapat menyebabkan infeksi kronis," kata Schaffner.

Lantas, seperti apa rasanya seseorang hidup dengan satu organ paru?

Dikutip dari Medical News Today, paru-paru adalah organ utama dalam tubuh manusia yang bertanggung jawab untuk membawa oksigen ke dalam tubuh. Paru-paru juga membantu membuang gas-gas sisa setiap kali mengembuskan napas.

Meskipun memiliki kedua paru-paru adalah hal yang ideal, seseorang tetap mungkin untuk hidup dan berfungsi tanpa satu paru-paru. Memiliki satu paru-paru akan tetap memungkinkan seseorang untuk menjalani kehidupan yang relatif normal.

Namun, memiliki satu paru-paru dapat membatasi kemampuan fisik seseorang, seperti kemampuan untuk berolahraga. Meskipun demikian, banyak atlet yang kehilangan fungsi satu paru-paru mungkin masih berlatih dan dapat melanjutkan olahraga mereka.

Tubuh biasanya beradaptasi dengan perubahan ini dalam beberapa cara. Misalnya, paru-paru yang tersisa akan sedikit mengembang untuk menempati ruang yang ditinggalkan oleh paru-paru yang hilang. Seiring waktu, tubuh juga akan belajar untuk mengganti hilangnya oksigen.

Namun, seseorang tidak akan memiliki kapasitas paru-paru penuh, seperti orang yang memiliki dua paru-paru. Orang dengan satu paru-paru mungkin perlu belajar untuk memperlambat dan beradaptasi dengan perubahan ini.


(suc/kna)

Read Entire Article